seperti sumur-sumur bekas kilang minyak yang sudah tidak berproduksi lagi untuk dijadikan tempat penyimpanan karbon dari pabrik-pabrik yang menghasilkan karbon. Batam (primedailydigest.com) – PT Patra Drilling Contractor (PDC), anak usaha PT.Pertamina, berupaya meningkatkan kompetensi sumber dayanya dalam mendukung program carbon capture strategy (CCS) dan carbon capture utilities and storage (CCUS).”Jadi CCS/CCUS ini peluang bisnis baru, semua bergerak bersama, pemerintah juga tengah mengembangkan itu,” kata Chief Innovation Process Facilities PHE Suryani di Batam, Selasa.
Dikatakan, untuk mencapai target pemerintah tersebut, digelar seminar yang menghadirkan pakar dari Amerika dan negara-negara Asia.
Seminar peningkatan kapasitas ini diikuti oleh seluruh pimpinan PT.Pertamina (Persero) Grup, sebagai pendukung program CCS/CCUS dan sebagai bagian dari peningkatan pemenuhan kompetensi di lingkungan Subholding Upstream, Upstream Innovation bekerja sama dengan PT Patra Drilling Contractor (PDC) dan Marubeni Itochu Tubulars Asia Ltd (MITA) menyelenggarakan workshop terkait pemboran dan rekayasa sumur serta pemilihan material untuk CCS/CCUS.
Kegiatan pengembangan kompetensi berlangsung selama empat hari di Batam (15-18 Juli), sesi terakhir ditutup dengan kunjungan ke salah satu perusahaan mitra PT.
Suryani menjelaskan, sebagai tulang punggung BUMN, PT. Pertagas mendukung program CCS/CCUS yang saat ini tengah digalakkan. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dari karbon dioksida sebanyak 200 juta ton pada tahun 2050.
“Pertamina diberi amanah untuk mendukung target pemerintah tersebut, karena memiliki sumber daya, seperti sumur-sumur bekas kilang minyak yang sudah tidak berproduksi lagi, untuk dimanfaatkan sebagai penyimpanan karbon dari pabrik-pabrik yang menghasilkan karbon.
Menurut Suryani, CCS/CCUS bukan hal baru bagi PT. Pertagas dalam bisnis pengeboran minyak, tetapi bukan bisnis utamanya. Namun, dengan adanya program CCS/CCUS yang dijalankan pemerintah, hal tersebut menjadi hal baru, karena selama ini PT. Pertagas mengelola minyak mentah untuk diproduksi pabrik dan rumah tangga, kini mengelola gas karbon yang dihasilkan pabrik yang menggunakan bahan bakar.