Jakarta (primedailydigest.com) – Menteri Luar Negeri dari negara -negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) membahas agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, serta aneksasi yang direncanakan dan pengusiran paksa orang -orang Palestina dari tanah mereka oleh rezim Zionis.
Diskusi dilakukan dalam pertemuan luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri yang diadakan pada Jumat malam (7/3) di Jeddah, sebagai Pernyataan Pers Asosiasi Perserikatan Bangsa -Bangsa (UNA) pada hari Sabtu (8/3).
Pertemuan dimulai dengan pidato Menteri Luar Negeri Republik Negara Bagian Republik Camerun Lejeune Mbella Mbella, yang saat ini menjabat sebagai presiden Dewan Menteri Luar Negeri.
Dalam pidatonya, Mbella menyatakan bahwa pertemuan itu diadakan di tengah perkembangan baru dalam konflik Israel-Palestina, termasuk seruan untuk pengalihan warga Palestina.
Dia menekankan bahwa situasi membutuhkan waktu bagi mereka untuk menilai dan menilai visi di masa depan, “sambil mempertahankan persatuan organisasi kami tentang masalah kritis ini, sesuai dengan piagam dan resolusi PBB yang relevan,” katanya.
Dia juga menekankan pentingnya perjanjian gencatan senjata primedailydigest.com Israel dan Hamas, yang dicapai Januari lalu, dan mencatat bahwa perjanjian tersebut berkontribusi untuk meningkatkan situasi kemanusiaan di Gaza dan membantu meringankan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Kamerun juga mendesak aplikasi penuh dari perjanjian gencatan senjata untuk mencapai resolusi akhir konflik dalam pendekatan yang terkoordinasi dan multilateral.
Dia menekankan bahwa pendekatan ini hanya dapat diimplementasikan dan relevan dalam kerangka solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina tinggal berdampingan dalam batas yang diakui secara internasional, untuk memastikan perdamaian komprehensif di Timur Tengah.
Dia mengimbau negara-negara anggota ke Teguh untuk menyatakan solidaritas dengan rakyat Palestina dengan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan dan upaya berkelanjutan untuk mencapai resolusi damai untuk konflik jangka panjang, menurut resolusi PBB yang relevan dan inisiatif perdamaian regional.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Republik Gambia Mamadou Tangara menyatakan bahwa negaranya, sebagai ketua KTT Islam pada saat ini, sekali lagi menyerukan agar komunitas internasional terus memenuhi tanggung jawab menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Dia menekankan kritik Gambia terhadap rencana baru -baru ini yang diserahkan untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.
Dia menegaskan bahwa proposal itu provokatif, brutal, dan tidak manusiawi, terutama ketika rakyat Gaza, Palestina, dan komunitas internasional mempertimbangkan langkah positif berikutnya untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel setelah perjanjian gencatan senjata baru-baru ini.
Dia menekankan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi masyarakat internasional untuk melakukan upaya yang lebih terintegrasi untuk membangun gencatan senjata yang komprehensif dan permanen yang akan mengarah pada penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki.
Dia juga menegaskan bahwa solusi dari dua negara adalah prasyarat untuk stabilitas dan perdamaian di wilayah Timur Tengah.