Mengedepankan aspek kehati-hatian di tengah geliat aset kripto

Mengutamakan aspek kehati-hatian di tengah pergerakan aset kripto

Jakarta (primedailydigest.com) – Harus diakui aset kripto kini semakin populer sebagai bagian dari inovasi teknologi keuangan, termasuk di Indonesia. Seiring meningkatnya akses internet dan berkembangnya teknologi, masyarakat semakin mudah mengenali, memahami, serta membeli dan menjual aset kripto.Aset kripto menjadi salah satu alternatif investasi yang digemari terutama di kalangan generasi muda yang mayoritas sudah memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik dalam menggunakan teknologi atau biasa disebut tech savvy. Selain sebagai instrumen investasi yang inovatif, aset kripto juga memberikan potensi keuntungan yang tinggi, seiring dengan volatilitasnya yang tinggi.

Ketersediaan platform perdagangan kripto lokal juga memudahkan masyarakat dalam mengakses dan melakukan transaksi aset kripto. Pemula bisa belajar sambil berinvestasi karena biasanya platform trading dilengkapi dengan fitur edukasi.

Apalagi, pada 12 Januari 2025 pengaturan dan pengawasan aset kripto resmi beralih dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Transisi ini diyakini akan semakin meningkatkan kepercayaan pasar kripto di Tanah Air karena aset kripto akan berada di bawah lembaga yang lebih terkenal di bidang keuangan.

Aset kripto sendiri tidak hanya diperdagangkan sebagai komoditas tetapi juga digunakan dalam produk keuangan seperti tokenisasi aset, keuangan terdesentralisasi (DeFi), atau kontrak pintar. Kompleksitas ini dinilai lebih relevan untuk ditangani OJK dibandingkan Bappebti yang hanya fokus pada perdagangan komoditas.

Transisi ini merupakan bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembangunan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yang dirancang untuk merespon perkembangan di sektor keuangan, termasuk aset digital.

Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan OJK merupakan langkah strategis untuk memastikan regulasi tetap relevan dengan inovasi di sektor jasa keuangan.

Pahami risikonya

Di Indonesia, popularitas aset kripto cukup tinggi ditandai dengan jumlah investor yang meningkat pesat. OJK mencatat hingga September 2024, jumlah investor aset kripto telah mencapai 21,3 juta investor, jauh melebihi jumlah investor di pasar modal yang mencapai sekitar 13 juta investor. Nilai transaksi aset kripto pun meningkat hingga mencapai Rp 426,69 triliun pada tahun ini.

Namun, kurangnya pemahaman mengenai risiko berinvestasi pada aset kripto seringkali membuat banyak investor terjebak dalam situasi sulit, mulai dari kehilangan tabungan hingga masalah psikologis seperti kecanduan dan depresi.

Survei global yang mencakup berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa 73 persen hingga 81 persen investor kripto mengalami kerugian karena kurangnya pemahaman risiko dan tentu saja volatilitas pasar yang tinggi. Hal ini biasa terjadi pada investor retail yang membeli aset kripto saat harganya sedang meroket lalu tiba-tiba terjun bebas.

Aset kripto masih tergolong baru dan belum banyak lapisan masyarakat yang memiliki pemahaman holistik terhadap aset tersebut. Aset kripto sangat sensitif terhadap kejadian sekecil apa pun sehingga tingkat volatilitas dan spekulasinya tinggi.

Mata uang kripto seperti Bitcoin sangat fluktuatif. Investor berpotensi mendapat kerugian atau keuntungan besar jika berinvestasi pada koin tersebut mengingat pergerakan harganya yang tajam dalam waktu singkat.

Pada tahun 2021, harga Bitcoin mencapai 65.000 dollar AS atau sekitar Rp. 933 juta dengan kurs saat ini. Namun, kemudian turun lebih dari 50 persen hanya dalam hitungan bulan. Saat ini harga Bitcoin sudah mencapai lebih dari 90.000 dollar AS atau sekitar Rp. 1,4 miliar.

Harga kripto sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar yang dipicu oleh berita atau pernyataan tokoh terkenal sehingga mendorong fluktuasi harga yang signifikan. Misalnya saja pernyataan miliarder dan pengusaha visioner Elon Musk yang vokal mendukung Dogecoin melalui cuitannya di Twitter, perusahaan yang diakuisisinya dan kini bernama X.

Tweet Elon Musk tentang Dogecoin yang terkesan lebih lucu ternyata berdampak besar terhadap pergerakan harga Dogecoin. Elon Musk bahkan mengubah biodatanya di Twitter menjadi CEO Dogecoin.

Dengan jumlah pengikut yang kini mencapai hampir 205 juta pengikut, pesan di balik tweet CEO Tesla tersebut akan menyebar dengan cepat dan dapat mempengaruhi keputusan investasi banyak orang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *