Kenapa di Jepang sering terjadi gempa? Ini penjelasannya

Mengapa gempa bumi sering terjadi di Jepang? Ini adalah penjelasannya

Jakarta (primedailydigest.com) – Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia. Gempa bumi adalah fenomena yang sering terjadi di Jepang, baik dalam skala kecil yang nyaris tidak terasa atau dalam skala besar yang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Namun, mengapa Jepang begitu rentan terhadap gempa bumi?

Artikel ini akan membahas faktor -faktor yang menyebabkan frekuensi tinggi gempa bumi di Jepang dan bagaimana masyarakat dan pemerintah daerah menghadapi risiko ini.

Lingkaran Api Jepang dan Pasifik

Secara geografis, Jepang terletak di daerah yang disebut Pacific Ring of Fire, yang merupakan zona seismik aktif yang membentang di sepanjang Samudra Pasifik.

Area ini adalah tempat pertemuan untuk beberapa lempeng tektonik yang terus bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Jepang sendiri berada di atas pertemuan empat lempeng utama, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Amerika Utara.

Baca Juga: BMKG: Indonesia tidak terpengaruh oleh gempa bumi Kepulauan Izu, Jepang

Pergerakan pelat ini menyebabkan ketegangan dan tekanan yang, ketika dilepaskan, akan menghasilkan gempa bumi. Jepang juga memiliki banyak parit laut dalam, seperti palung Jepang yang merupakan lokasi di mana lempeng samudera membuat pelat benua, dan menciptakan aktivitas seismik yang tinggi.

Aktivitas seismik di Jepang

Badan Meteorologi Jepang (JMA) menggunakan skala intensitas seismik untuk mengukur dampak gempa bumi pada lingkungan dan manusia. Skala ini terdiri dari 10 level, dari 0 hingga 7, dengan kategori tambahan lebih rendah 5, atas 5, lebih rendah 6, dan atas 6 untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

Misalnya:

Skala 0-2: Gempa bumi tidak terasa atau hanya sedikit dirasakan oleh beberapa orang di ruangan itu. Skala 3-4: Gempa bumi terasa lebih luas, lampu gantung dan benda-benda kecil mulai bergoyang. Skala Bawah 5 – Atas 6: Barang -barang mulai jatuh, taman jendela bisa pecah, dan sulit untuk berjalan tanpa bantuan. Skala 7: Kerusakan parah terjadi, bangunan itu runtuh, dan hampir tidak mungkin untuk bergerak tanpa merangkak.Selain itu, Jepang juga mengalami ribuan gempa bumi kecil setiap tahun, sebagian besar besarnya 3,0 hingga 3,9 pada skala Richter, yang sering tidak disadari oleh rakyatnya.

Baca Juga: Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia yang terkena dampak gempa Kyushu Jepang

Gempa Besar dalam Sejarah Jepang

Beberapa gempa bumi besar telah terjadi di Jepang, menyebabkan dampak besar pada masyarakat dan infrastruktur. Inilah beberapa dari mereka:

1. Gempa Besar Kanto (1923)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *