Ankara (primedailydigest.com) – Ambisi energi nuklir Turki yang telah lama ditunggu-tunggu mulai terwujud ketika salah satu investasi energi terbesarnya, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Akkuyu, siap beroperasi sebagian pada tahun 2025.
Pembangkit listrik tenaga nuklir yang terletak di Provinsi Mersin, Türkiye selatan, mulai dibangun pada tahun 2018 dan akan memiliki empat reaktor dengan total kapasitas 4.800 megawatt (MW) ketika selesai.
Pembangkit listrik ini juga diharapkan mampu memenuhi 10 persen kebutuhan listrik Türkiye dan mengurangi emisi CO2 sebesar 18 juta ton per tahun.
Pada akhir Desember 2024, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Alparslan Bayraktar mengatakan kepada awak media bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir ini akan mulai memproduksi listrik pada reaktor pertamanya pada tahun 2025 dan seluruh reaktor akan beroperasi penuh pada tahun 2028.
Foto udara yang diambil pada 6 Januari 2025 ini menunjukkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu yang sedang dibangun di Mersin, Türkiye. (Xinhua/Mustafa Kaya)Pada tahun 2024, Türkiye melampaui Jerman dan menjadi produsen listrik berbahan bakar batu bara terbesar di Eropa.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik negara yang terus meningkat, yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 4 persen per tahun hingga pertengahan abad ini, pemerintah Turki telah beralih ke energi nuklir sebagai bagian dari strategi energi bersih yang lebih luas dan upayanya untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2053.
Turkiye melakukan investasi besar pada energi terbarukan untuk mencapai tujuan utamanya, yaitu swasembada energi. Negara ini berencana mengalokasikan dana sebesar US$100 miliar pada tahun 2035, dan berupaya meningkatkan kapasitas tenaga angin dan surya empat kali lipat, mencapai 120.000 MW pada tahun 2035.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu di Mersin, Türkiye, difoto pada 27 Desember 2024. (Xinhua/Mustafa Kaya)Negara ini juga berencana untuk melipatgandakan kapasitas interkoneksinya dengan Uni Eropa, dan menargetkan 77 persen produksi listriknya berasal dari sumber dalam negeri dan energi terbarukan pada tahun 2035.