JAKARTA (primedailydigest.com) – Setiap 22 April, komunitas dunia memperingati Hari Bumi sebagai undangan untuk menguasai kembali pentingnya melindungi Bumi dan semua ekosistemnya.
Pada peringatan tahun ini, Kementerian Agama Republik Indonesia menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah lingkungan dengan mengadakan kompetisi penanaman pohon Matoa yang terbuka untuk seluruh masyarakat.
Inisiatif ini adalah simbol perhatian dan undangan nyata untuk merawat alam, sambil mendorong kesadaran akan pentingnya mencintai bumi.
Direktorat Jenderal Bimbingan Komunitas Islam (Ditjen Bimas Islam) dari Kementerian Agama adalah pendorong utama kegiatan ini dalam memperingati Hari Bumi 2025.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut untuk penerbitan surat edaran Sekretaris Jenderal Nomor Kementerian Agama 182 tahun 2025, yang mengangkat tema gerakan nasional untuk menanam pohon dalam perspektif ekoteologis.
Tidak hanya menanam pohon, masyarakat juga didorong untuk menyebarkan semangat pelestarian lingkungan melalui unggahan di media sosial, sehingga semakin banyak terinspirasi oleh tindakan serupa.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang Program Penanaman Pohon Matoa yang diprakarsai oleh Kementerian Agama. Informasi ini disampaikan melalui situs web resmi Kementerian Agama dan mencakup berbagai aspek, mulai dari tujuan kegiatan, prosedur untuk berpartisipasi dalam kompetisi, hingga hadiah yang menarik atau suvenir yang disiapkan untuk para peserta.
Inisiatif ini bukan hanya undangan untuk menanam pohon, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan pelestarian lingkungan yang lebih luas, dengan pendekatan pendidikan dan partisipatif.
Baca juga: Bumi 2024, Blibli bekerja sama Ecotuch mengelola limbah mode
Cara mengambil bagian dalam kompetisi pelestarian pohon matoa
Bagi Anda yang tertarik untuk berpartisipasi, langkah -langkahnya sangat sederhana. Cukup untuk menanam pohon matoa, kemudian mendokumentasikan proses dalam bentuk foto atau video. Setelah itu, unggah ke Instagram dan tandai akun resmi @bimasislam dan @literasizakatwakaf.
Direktur Jenderal Bimbingan Komunitas Islam, Abu Rokhmad, menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya simbolis, tetapi merupakan bentuk konkret dari ibadat ekologis dalam Islam.
“Menanam pohon bukan hanya masalah melindungi lingkungan. Ini adalah bagian dari moral Islam. Nabi mengajarkan bahwa siapa pun yang menanam pohon dan buah dimakan oleh manusia, burung, atau hewan, maka itu menjadi sedekah baginya,” kata Abu di Jakarta, Minggu (13/4).
Kementerian Agama menyediakan 20 paket suvenir yang menarik
Sebagai bentuk penghargaan bagi para kontestan, Direktorat Jenderal Komunitas Islam Bimbingan Kementerian Agama menyiapkan 20 paket suvenir yang menarik. Para pemenang akan diumumkan pada hari Jumat, 25 April 2025 melalui akun Instagram resmi @bimasislam.