Jakarta (primedailydigest.com) – Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menegaskan diplomasi Indonesia harus dilakukan dengan prinsip dan tegas serta berdasarkan kepentingan nasional yang bebas dari kepentingan politik sesaat.
“Konsep bahwa Indonesia ‘tidak bermusuhan dengan siapapun dan bersahabat dengan semua’ memang baik, namun bukan berarti kebijakan luar negeri kita harus memuaskan semua pihak,” kata Dino dalam pernyataan pembukaannya pada agenda Konferensi. Kebijakan Luar Negeri Indonesia (CIFP) yang digelar FPCI di Jakarta, Sabtu.
Hal tersebut, kata Dino, merupakan satu dari lima usulan kebijakan yang ingin disampaikan FPCI kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri RI Sugiono.
Dikatakannya, Indonesia harus tegas mempertahankan posisinya dalam diplomasi luar negeri, karena dengan cara itulah Indonesia mencapai tujuan nasionalnya, yang tercermin dari keberhasilan integrasi Papua ke Indonesia dan pengakuan konsep NKRI sebagai “Negara Kepulauan”. melalui UNCLOS 1982 yang dicapai melalui perundingan keras.
Usulan selanjutnya, kata Dino, politik luar negeri tidak bisa dilakukan untuk kepentingan politik sesaat atau tindakan populis yang dilakukan hanya untuk mendapatkan dukungan rakyat, seperti yang terjadi ketika Indonesia menyatakan keluar dari PBB di tengah era Konfrontasi. pada tahun 1960an. .
Ingatlah bahwa tujuan politik luar negeri bukan untuk menyanjung, tapi untuk memberikan dampak, kata Dino menekankan.
Dalam diplomasi, Indonesia juga harus menjaga “otonomi strategis”, yaitu kemampuan menentukan dan mengambil tindakan di kancah dunia berdasarkan kemauan sendiri sebagai negara merdeka.