Jakarta (primedailydigest.com) – Depresi bukan hanya perasaan sedih atau kelelahan yang datang hanya sesaat, tetapi gangguan mental yang dapat secara drastis mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Jika tidak diobati, depresi dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, mulai dari penurunan produktivitas, keputusasaan, pikiran berlebihan, gangguan hubungan sosial, hingga risiko penyakit kronis dan bahkan bunuh diri.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan menemukan cara yang efektif untuk mengurangi risiko depresi sebelum menjadi kondisi yang lebih parah.
Salah satu cara yang sekarang dipelajari secara luas adalah melalui diet sehat, termasuk konsumsi buah -buahan seperti jeruk. Jeruk diketahui memiliki manfaat besar dalam mengurangi risiko depresi.
Berdasarkan penelitian Dr. Raaj Mehta, dokter dan instruktur di Harvard Medical School, dengan mengonsumsi jeruk berukuran sedang dapat mengurangi risiko depresi hingga 20%.
Baca Juga: Jakarta Barat Menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis di Pusat Kesehatan Konik Jeruk
Jeruk adalah buah yang terkenal dengan rasa manisnya yang segar dan alami, dan kaya akan vitamin C. Kebiasaan makan jeruk secara teratur dikaitkan dengan manfaat positif untuk kesehatan mental.
Namun, hubungan primedailydigest.com konsumsi jeruk dan kesehatan mental juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan usus. Ketika seseorang mengonsumsi jeruk, buah ini mendukung perkembangan bakteri baik di usus, terutama bakteri faecalibacterium prausnitzii (F. Prausnitzii)
Usus memiliki hubungan yang kuat dengan otak. Usus adalah tempat untuk tinggal di berbagai bakteri, dan di antaranya ada bakteri yang memiliki pengaruh langsung pada fungsi otak dan kesehatan mental.
Salah satu bakteri yang baik, faecalibacterium prausnitzii (F. prausnitzii) memiliki sifat anti -inflamasi. Jika bakteri ini dalam jumlah besar, dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh dan mendukung kesehatan otak.
Selain itu, seseorang yang memiliki jumlah bakteri yang lebih tinggi F. Prausnitzii di ususnya, risiko depresi dapat berkurang.
Ini karena bakteri yang baik ini juga memiliki pengaruh dalam produksi neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin, yang berfungsi sebagai pengatur suasana hati.