JAKARTA (primedailydigest.com) – Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan bahwa volatilitas pasar saham Indonesia memiliki potensi untuk melanjutkan dalam jangka pendek, yang dipicu oleh berbagai sentimen dari tingkat global.
Dia mengatakan, sentimen itu terutama terkait dengan prospek pemangkasan suku bunga benchmark oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) (AS) yang lebih pesimistis, dengan pasar yang mulai mengantisipasi peluang pemangkasan 25 basis poin ( Bps) pada tahun 2025.
“Terutama terkait dengan prospek pemangkasan suku bunga yang lebih pesimis dengan pasar yang mulai mengantisipasi peluang pemangkasan 25 basis poin tahun ini,” kata Andry di Jakarta pada hari Jumat.
Selain itu, ia memperkirakan bahwa dinamika kebijakan tarif oleh Donald Trump akan terus berlanjut yang juga akan mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia dalam jangka pendek.
Meskipun keputusan Trump untuk menunda implementasi tarif di Kanada dan Meksiko memberikan sentimen positif, ia mengatakan bahwa para pelaku pasar tetap waspada menunggu hasil pembicaraan primedailydigest.com Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping mengenai kebijakan tarif bilateral.
Sementara itu, ia memperkirakan balasan tarif yang diterapkan oleh Cina untuk impor batubara, cair gas alam (LNG), dan minyak AS tidak memiliki dampak yang signifikan, karena sebagian besar impor batubara Cina berasal dari Indonesia dan Rusia.
“Kebijakan tarif Trump juga dianggap sebagai tekanan politik pada negara lain, yang memicu sentimen negatif dan meningkatkan ketidakpastian global,” kata Andry.
Dari dalam negeri, ia mengatakan fokus para pelaku pasar adalah pada dinamika kebijakan fiskal, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya untuk menabung dan mewujudkan anggaran.