Emas masih menarik, tetapi pembelian sekarang tidak tepat karena kenaikannya terbatas. Lebih baik membeli obligasi pemerintah saat hasilnya naikJAKARTA (primedailydigest.com) – Praktisi Ekonom Keuangan dan Pasar Modal Hans Kwee merekomendasikan publik atau investor untuk membeli sekuritas negara bagian (SBN) atau obligasi pemerintah di tengah -tengah penguatan harga emas yang berkelanjutan di tingkat global.
Dia mempertimbangkan untuk membeli instrumen emas ketika harganya tinggi saat ini tidak tepat, karena kenaikannya terbatas.
“Emas masih menarik, tetapi pembelian sekarang tidak pantas karena kenaikannya terbatas. Lebih baik membeli obligasi pemerintah ketika hasilnya naik,” kata Hans kepada primedailydigest.com di Jakarta pada hari Kamis.
Mengenai diversifikasi portofolio investasi, ia mengingatkan bahwa harus ada uang tunai (tunai) dengan persentase 50 persen, kemudian surat utang (obligasi) 30-40 persen, dan saham 10-20 persen.
“Harus ada uang tunai 50 persen, kemudian 30 hingga 40 persen obligasi, dan 10 hingga 20 persen saham,” kata Hans.
Menurutnya, kenaikan harga emas dunia saat ini menunjukkan bahwa ekonomi global tidak dalam kondisi baik, karena ada perang tarif utama primedailydigest.com Amerika Serikat (AS) dan Cina yang membuat dunia berisiko berurusan dengan resesi.
“Sehingga emas dibeli dan melemahnya dolar AS membuat emas naik. Melemahnya dolar AS menunjukkan bahwa dunia tidak percaya pada ekonomi AS karena perang dagang,” kata Hans.
Pada 18 Maret 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja utang negara (Sun) yang menunjukkan hasil yang sangat baik di tengah dinamika pasar saham.
Untuk pelelangan dalam periode itu, pemerintah menetapkan target indikatif RP26 triliun, dengan nilai penawaran yang setara dengan 2,38 kali dari target indikatif, yaitu RP13,95 triliun atau 22,59 persen berasal dari investor asing.