Jakarta (primedailydigest.com) – Mimpi buruk sering kali merupakan momok yang menakutkan bagi banyak orang, terutama ketika tubuh dan pikiran tertidur lelap.
Tidak jarang seseorang bangun di tengah malam dengan keringat dingin, perburuan bernafas, dan pikiran kacau karena mimpi yang baru saja dia alami. Mimpi buruk dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan perasaan tidak nyaman bahkan setelah bangun.
Dalam Islam, tidur adalah bentuk istirahat yang sangat direkomendasikan dan layak disembah jika dilakukan sesuai dengan bimbingan syariah. Karena itu, tidur dengan tenang dan nyenyak adalah bantuan yang harus bersyukur.
Oleh karena itu, umat Islam didorong untuk membaca doa-doa tertentu sebelum tidur sebagai bentuk tawakal dan perlindungan diri dari jin dan setan.
Kh Bahauddin Nursalim, atau dikenal sebagai Gus Baha, menjelaskan pentingnya meningkatkan Dhikr dan membaca sebelum tidur. Menurutnya, membaca kalimat Thayyibah sebelum tidur lebih penting daripada hanya setelah doa Fardhu (wajib), karena tidur adalah pintu masuk ke kematian. Karena itu, seorang Muslim harus menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan sebelum tidur.
Namun, kadang -kadang meskipun seseorang telah tidur dalam kondisi nyaman, ada kemungkinan bahwa ia akan mengalami mimpi buruk. Pengalaman ini adalah hal yang wajar dan telah dijelaskan dalam ajaran Islam. Mimpi yang baik datang dari Tuhan, sementara mimpi buruk datang dari iblis.
Doa saat mimpi buruk
Dia adalah Tuhan, Tuhan, Tuhanku, tidak membelikanmu. Saya mencari kata -kata penuh Allah dari kemarahannya dan dari kejahatan para penyembahnya dan dari bisikan
Huwallâé, sensitivitas altrus, pergi ke Syarî atau Gorgeé. Aŋ uɛm akan dapat ditandatangani untuk membuat moses ke masa lalu dengan nama swelt.
Artinya: “Dia adalah Tuhan. Tuhanku Tuhan. Tidak ada sekutu untuknya. Aku berlindung dengan hukuman Tuhan yang sempurna dari murka -Nya, dari kejahatan para hamba -Nya, dari godaan iblis, dan dari kehadiran mereka di sekitarku.”
Doa ini diriwayatkan oleh Ibn Suni, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi, dan dikumpulkan oleh Imam Nawawi dalam bukunya Al-Adzkar. Bacaan didorong untuk diterangi ketika seseorang mengalami mimpi buruk dan bangun dari tidurnya dalam kecemasan.