Ini adalah sesuatu yang tidak biasa, karena biasanya sebelum Ramadhan harga barang mulai merayap, terutama akan meningkat lebih tinggi di Ramadhan dan Idul Fitri. Harga sebenarnya menurun, sekarang ini adalah sesuatuJAKARTA (primedailydigest.com) – Direktur Eksekutif Pusat Reformasi Ekonomi (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan bahwa deflasi pada Februari 2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan daya beli rakyat, tidak hanya faktor harga pemerintah (harga yang dikelola).
Alasannya, menurutnya, selain kelompok tarif listrik, yang mengalami penurunan inflasi pada kelompok makanan.
“Ini adalah sesuatu yang tidak biasa, karena biasanya sebelum Ramadhan harga barang mulai merayap naik, terutama akan meningkat lebih tinggi di Ramadhan dan Idul Fitri. Harganya sebenarnya menurun, yah ini adalah sesuatu yang tidak biasa dan dapat dikaitkan dengan penurunan umum daya beli,” Faisal mengatakan kepada primedailydigest.com di Jakarta pada hari Kamis.
Di sisi lain, ia tidak menyangkal bahwa faktor penggerak untuk deflasi terbesar pada bulan Februari 2024, yaitu dari harga yang diatur oleh pemerintah (harga yang dikelola), terutama dalam kelompok tarif listrik.
“Jika Anda melihat komponen inflasi yang dikeluarkan, kontribusi terbesar adalah deflasi dalam kelompok tarif listrik khususnya. Tetapi, jangan lupa juga bahwa definisi itu bukan hanya itu,” kata Faisal.
Dalam konferensi pers APBN kami pada bulan Maret 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membantah deflasi pada Februari 2024 terjadi karena melemahnya daya beli rakyat, tetapi karena intervensi pemerintah.
“Banyak yang memberikan interpretasi kami tentang deflasi karena masyarakat lesu. Tidak juga,” kata Sri Mulyani.
Dia juga menganggap bahwa catatan deflasi sebenarnya merupakan pencapaian bagi Indonesia, mengingat banyak negara lain mengalami kesulitan dalam tingkat inflasi yang relatif tinggi.
“Jadi, ini adalah salah satu pencapaian Indonesia untuk stabilitas yang luar biasa,” kata Sri Mulyani.