JAKARTA (primedailydigest.com) – Fase kelompok Piala Sudirman 2025 secara resmi dilakukan pada hari Kamis (3/13/2025), dan hasilnya menempatkan Indonesia di Grup D, bersama dengan tiga negara kuat lainnya, yaitu Denmark, India dan Inggris. Persaingan dalam kelompok ini diprediksi menjadi yang paling sengit dibandingkan dengan kelompok lain di turnamen tim campuran paling bergengsi di dunia bulu tangkis.
Piala Sudirman 2025, yang merupakan edisi ke -19 sejak pertama kali diadakan pada tahun 1989, akan berlangsung di Gymnasium Fenghuang, Xiamen, Cina, dari 27 April hingga 4 Mei 2025.
Indonesia sendiri datang sebagai unggulan kedua, tepat di bawah tuan rumah serta juara bertahan Cina, yang menduduki Grup A dengan Thailand, Hong Kong dan Aljazair.
Baca Juga: Pasukan Tim Bulu Tangkuk Indonesia di Piala Sudirman 2025
Kelompok neraka
Grup D, tempat Indonesia berada, segera disebut sebagai “kelompok neraka” oleh banyak pengamat. Bukan hanya karena kehadiran Denmark dan India yang diketahui memiliki kekuatan yang adil di semua sektor, tetapi juga orang Inggris yang sering tampak mengejutkan dalam beberapa turnamen tim terakhir. Artinya, tidak ada lawan yang dapat dianggap enteng dalam kelompok ini.
“Dengan lotere yang ketat, tentu saja fokus tim Indonesia harus dalam persiapan tim maksimum,” kata Eng Hian, kepala pengembangan dan pencapaian PP PP PP PPS. Dia menekankan bahwa pendekatan dalam kejuaraan tim seperti ini berbeda dari turnamen individu.
“Persiapan oleh tim adalah fokus utama, di samping persiapan individu yang biasanya dilakukan oleh masing -masing sektor,” lanjut peraih medali perunggu Olimpiade 2004.
Ambisi lagi juara
Indonesia terakhir memenangkan trofi Piala Sudirman dalam edisi perdana tahun 1989. Setelah itu, merah dan putih enam kali menjadi finalis tetapi gagal untuk memperjuangkan, yaitu pada tahun 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007. Sekarang, setelah 36 tahun, harapan besar akan tergantung pada tim nasional untuk mengakhiri menunggu lama.
Meskipun mereka belum menyebutkan target eksplisit, PBSI menekankan bahwa mereka tidak hanya ingin menjadi peserta tanpa ambisi. “Kesempatan untuk lulus kelompok sangat terbuka, tetapi tentu saja persiapan tetap menjadi kunci utama,” kata Eng Hian.