Airlangga: Swasembada energi melalui minyak sawit kurangi emisi karbon

Airlangga: Swasembada energi melalui minyak sawit mengurangi emisi karbon

Jakarta (primedailydigest.com) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan swasembada energi melalui minyak sawit (CPO) merupakan kontribusi nyata Indonesia kepada dunia dalam mengurangi emisi karbon.

Dalam menghadapi tantangan industri kelapa sawit global, primedailydigest.com lain yang disebabkan oleh volatilitas pasar, fluktuasi harga CPO, tuntutan keberlanjutan dari negara konsumen atau pengimpor, masuknya petani kecil dalam rantai pasok global, risiko perubahan iklim, dan permasalahan lingkungan hidup. , kesehatan, dan ketenagakerjaan, Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) mengadakan Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC ke-12 di Jakarta, Indonesia.

“Pada pertemuan hari ini, Indonesia ingin mengapresiasi kemitraan dan kolaborasi jangka panjang primedailydigest.com negara-negara produsen kelapa sawit, dengan dukungan CPOPC, meskipun tantangan di sektor kelapa sawit global sangatlah kompleks,” ujar Airlangga selaku Ketua Delegasi Indonesia di Jakarta, Jumat.

Airlangga mengatakan, dalam jangka panjang, tantangan-tantangan di atas dapat berdampak pada penghidupan petani kecil dan produsen skala kecil, karena mereka adalah tulang punggung rantai pasok kelapa sawit.

Dalam hal ini, Indonesia tetap berkomitmen untuk menjamin kesejahteraan lebih dari 12 juta orang yang memperoleh pekerjaan langsung dan tidak langsung dari industri kelapa sawit.

Dalam dua tahun terakhir, pasar minyak sawit telah mengalami perubahan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 selama COVID-19, dan baru kembali normal pada tahun 2023.

Baca juga: Airlangga Pastikan Penerapan B40 Tetap Berlaku Mulai 1 Januari 2025

Di sisi lain, negara-negara produsen minyak sawit juga terus menghadapi diskriminasi perdagangan terhadap produk minyak sawit dan turunannya, dimana hal ini disamarkan sebagai kebijakan ramah lingkungan yang diterapkan oleh negara-negara pengimpor, seperti The European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR), Pengisian Bahan Bakar UEPeraturan Penerbangan UE, Peraturan Uji Tuntas UE, Aliansi Biofuel Global (GBA), dan Undang-undang Komoditas Berisiko Hutan (FRC) Inggris.

“Untuk itu, kita harus menyusun strategi yang tepat untuk menciptakan harga minyak sawit yang menguntungkan dan stabil. “Selain itu, kita harus menahan diri untuk tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang tidak sejalan dengan ketentuan WTO terkait, untuk memastikan transparansi pasar dan prediktabilitas minyak sawit,” kata Airlangga.

Indonesia juga terus menjadikan sektor kelapa sawit sebagai prioritas nasional, apalagi terdapat komitmen kuat dari Presiden RI Prabowo Subianto terhadap sektor vital tersebut yang tercermin dalam Astacita yaitu mencapai tujuan ketahanan pangan, swasembada pangan, dan swasembada energi. kecukupan dan hilirisasi industri.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *